[REVIEW] On Your Wedding Day: Tentang Cinta Pertama yang Amat Berharga

sumber: google.com

“Kau mengubahku menjadi diriku saat ini. Aku menyia-nyiakan hidupku, tapi kau membuatku menjadi seorang manusia. Terima kasih sudah mampir dalam hidupku, Seung Hee.”—Hwang Woo Yeon.

Hwang Woo Yeon tak pernah mengira jika dirinya di masa depan akan menjadi guru olahraga favorit dengan cara mengajar yang asyik. Padahal dulu dia hanyalah murid berandal yang suka berkelahi. Selepas mengajar, sebuah amplop merah teronggok di atas meja. Hwan Seung Hee. Nama itu membuat Woo Yeon terlempar ke masa lalu, ketika ia menemukan cinta pertama yang mengubah hidupnya.

Film ini dibangun dengan pengaluran maju mundur. Hal itu digunakan karena ruh cerita berada di masa lalu. Woo Yeon yang kala itu adalah pelajar berandal yang hidup segan mati tak mau, bertemu dengan Seung Hee: murid baru yang pintar tapi tak kalah nakal.  Meskipun rajin bolos, Seung Hee tetap memiliki mimpi. Dia tidak mau menjadi manusia tak berguna. Secara akademik, Seung Hee adalah murid pintar. Semesta mempertemukan mereka. Woo Yeon melabuhkan hatinya sejak pertama kali melihat Seung Hee masuk ke ruang guru saat ia dihukum. Woo Yeon bersedia menjadi pacar pura-puranya Seung Hee agar gadis itu tidak digoda lelaki lain. Pengaluran maju mundur yang digunakan terasa seperti terpatah-patah dan menggantung. Namun, justru hal itu yang membuat emosi penonton larut di dalam film.

sumber: castko.com

Selanjutnya, alur cerita menjadi klise. Konflik yang diangkat mencerminkan kepribadian anak SMA yang emosional, egois, merasa paling jago, dll. Saya merasa, kurang ada yang istimewa di pertengahan film. Untung saja, Park Bo Young sebagai Seung Hee dan Kim Young Kwang sebagai Woo Yeon, membangun cerita dengan karakter yang kuat dan chemistry yang cocok. Selain itu, bumbu-bumbu komedi yang dihadirkan pun cukup menghibur, termasuk dengan hadirnya Kang Ki Young yang berperan sebagai Ok Geu Nam, sahabat Woo Yeon. Selain itu, kehadiran teman-teman kampus dan kost Woo Yeon juga menambah bumbu keseruan di dalam film. 

Di film ini, Bo Young sebagai pemeran utama sukses memerankan Seung Hee di segala usia. Sementara itu, Young Kwang berhasil memerankan Woo Yeon yang jadi bucin (budak cinta) Seung Hee. Dia jungkir balik mengerahkan segala upaya agar selalu berada di samping Seung Hee. Padahal beberapa kali takdir memisahkan mereka. Makanya, di ending Seung Hee bilang, “Setiap kali aku kesepian, kehilangan arah dalam hidup, melupakan mimpiku, atau ketika aku tersesat, kau selalu di sisiku.”

sumber: castko.com

Perpindahan latar waktu pun terasa berbeda ketika para tokoh SMA, kuliah, dan akhirnya mereka menjadi dewasa. Detail-detail tren, artistik, maupun kostum di setiap tahun pun terasa berbeda. Nggak heran, karena dari beberapa drama atau film Korea, mereka selalu total membangun latar waktu.

Konflik menuju klimaks ketika keduanya semakin dewasa dan menyadari bahwa cinta saja tidak cukup untuk menyatukan keduanya. Ada waktu yang tidak tepat, hati yang terluka, dan kepercayaan yang mudah pecah. Sempat merasakan indahnya menjadi sepasang kekasih, perjalanan cinta mereka berhenti di sebuah terminal bernama perpisahan. Bo Young mengejar mimpinya untuk belajar di luar negeri, membawa serta hati yang kecewa.

sumber: megabox

Endingnya? Wailaaah~ Film ini mengingatkan saya pada film You Are The Apple of My Eye, film Taiwan yang sukses membuat mata bengkak. Lampu menyala, menyorot mempelai wanita. Sementara itu, Woo Yeon membuka pintu, merelakan Seung Hee menapaki jalan baru. Pedih cuy! Pokoknya, selama 110 menit menonton, perasaanmu bakal campur aduk. Film ini berhasil mengemas cinta pertama yang manis dengan segudang kenangan yang bikin hati teriris.