sumber: goodreads.com |
Penulis:
@endikkoeswoyo & @sarahkarind
Penerbit: de
TEENS
Genre: Romance
Tahun
Terbit: April, 2013
Tebal: 226 halaman
Menceritakan kisah tentang dua orang yang sangat jauh
berbeda, novel #catatankaki mengembuskan angin segar. Tania Soebagjo, wanita
karir dengan usia matang, suka belanja barang mahal, tajir melintir, cantik, dan suka jalan-jalan ke luar negeri, bertemu dengan Bumi Setiawan, seorang reporter travelling dalam negeri dengan
penghasilan biasa saja dengan tampang yang dianggap Tania biasa saja, tapi menarik.
Cerita menjadi seru ketika awalnya mereka suka menggunakan tagar #catatankaki
di setiap postingan media sosial mereka.
Novel ini menggambarkan kondisi sosial di tahun 2013—yang
saya rasa— saat media sosial sedang berada di puncak-puncaknya. Selain facebook dan twitter yang lebih dulu hits,
media sosial yang juga muncul dan digandrungi banyak orang instagram. Penulis menggunakan fenomena itu untuk membangun kisah
dua traveller yang saling jatuh
cinta. Bahkan, beberapa kali menggunakan gambar screenshot percakapan BBM, twitter,
maupun instagram.
Ada motif klasik yang sebenarnya hadir dalam novel. Sebagai
bagian dari sastra populer, cerita yang diangkat dalam novel ini memang tidak jauh
dari percintaan dan kehidupan sehari-hari yang gue banget. Jauh sebelum keduanya bertemu, mereka tak lebih dari
dua orang patah hati yang sedang berjuang untuk sembuh dan menata hidup lagi. Kemudian,
orang dari masa lalu mereka hadir lagi. Tiara, mantan Bumi yang berjanji akan
menjadi lebih baik, dan Galang, mantan Tania yang ingin mereka bersama
lagi. Bumi merasa galau karena ia minder pada Tania, dan Tania yang galau
karena tidak bisa memberi banyak pada Bumi. Padahal lelaki itu telah memberikan kebahagiaan yang banyak pada dirinya. Jika diresapi, novel ini lebih
menyoroti perjalanan cinta yang belum selesai, serta ketakutan pada kekecewaan
yang sama.
Tania yang bekerja di perusahaan advertising menghasilkan gaji delapan digit. Dengan penghasilan
segitu, ia menjadi bebas menghabiskan uang. Instagram
dan twiiternya diisi dengan
foto-foto ketika ia di luar negeri. Sayangnya, setting luar negeri di dalam
novel ini tidak begitu terasa. #catatankaki lebih mengeksplor perasaan tokoh,
padahal latar tempat juga menjadi poin penting dalam membangun suasana.
Aku baru saja turun dari JF Kennedy airport, New York. Dan di taksi yang
mengantarkan aku ke gerai resmi Christian Louboutin di Times Square, aku
menatap kosong ke luar jendela. Memandang apartemen-apartemen yang menjulang di
sekelilingku. (hlm. 78, 2013)
Saya kira, setelah paragraf di atas, akan ada penggambaran
lebih latar tempat cerita. Namun, cerita langsung beralih lagi pada perasaan
tokoh Tania. Tidak hanya ketika di New York, penggambaran latar tempat juga
tidak begitu terasa saat tokoh Tania atau Bumi berada di Singapura, Lombok, Dubai, Paris, Kuala Lumpur, Hongkong, dll. Perpindahan
tempat pun terasa cepat, hal itu pula yang membuat detail di setiap tempat
tidak begitu terasa.
Selain
latar tempat yang berubah dengan cepat, sudut pandang dalam novel ini pun agak
membingungkan. Selain menggunakan sudut pandang Tania, novel ini juga
bergantian menggunakan sudut pandang Bumi. Dengan menggunakan sudut pandang
orang pertama serba tahu, perasaan dan pikiran si tokoh disampaikan dengan baik,
seperti pada kutipan ini.
Cara terbaik untuk menghindari ketakutan adalah dengan menghadapinya. Bumi
selalu terlihat menakutkan untukku. Bukan hanya Bumi, perasaanku terhadapnya
bahkan terasa lebih menakutkan. Aku selalu menjaga hatiku agar tidak terluka,
sehingga, ketika aku memutuskan untuk membukanya… rasanya sangat mengerikan (hlm. 115, 2013).
Selain itu, ada yang mengganjal ketika tokoh Tania
tiba-tiba berinteraksi dengan seorang penulis di twitter. Cerita menjadi rancu
dan menjadi seperti lingkaran yang terpisah karena setelahnya tidak ada hubungan
kausalitas. Selebihnya, cerita dibangun
dengan cukup logis dengan ending
tertutup yang sudah bisa ditebak. Hal lain yang bagi saya ambigu, novel ini
dilabeli “teenlit”, tetapi tokoh yang
dihadirkan adalah tokoh dewasa dengan persoalan yang biasanya dihadapi oleh
orang dewasa. Yang paling menarik bagi saya, novel ini menghadirkan gaya
persahabatan antara Tania dan Riska dengan asyik. Sahabat yang galak tapi
perhatian, sahabat yang selalu menemani di setiap perjalanan kehidupan.[]
Komentar
Posting Komentar