Sekotak susu rasa strawberry, beberapa potong buah mangga
dan jeruk yang sudah dikupas saya masukan ke dalam cup silicon. Lalu saya
menggulung roti tawar yang di dalamnya sudah diberi sosis dan daun selada. Bekal
sudah siap. Senyum saya merekah. Semoga bekal untuk hari ini habis tak bersisa.
Apa membereskan piring-piring bekas sarapan kami. Tak lupa ia juga mencuci
piring-piring kotor itu sebelum menjajarkannya kembali dengan rapi di rak. Di
kamarnya, anak saya sedang mematut diri di depan cermin. Memastikan tidak ada
atribut sekolah yang luput tidak dia pakai. Terakhir, dia mengencangkan dasi. Tersenyum
pada diri sendiri dan berhambur ke dapur, memeluk saya dengan erat. Meminta semangat
agar hari pertamanya sekolah menyenangkan. Saya mengantarkan senyum paling
lebar. Menatap matanya yang berbinar. Menata rambutnya yang sebenarnya tidak
berantakan, juga membenarkan letak dasinya meskipun tidak ada yang salah. “Adek,
di sakola nurut ka bu guru, nya. Uihna, ku Ibu dijemput.”
Dia hanya mengangguk. Wajah cerianya terlihat agak
tanggung. Saya memeluknya dengan erat. Kemudian, saya berdiri dan menutup
mesting makan siangnya, memasukkannya ke dalam tas, dan menyahut panggilan Apa
yang sudah siap di halaman rumah dengan motor menyala. Saya menggamit tangannya
yang mungil. Kami meninggalkan dapur. Saya mengambil helm dan menutup pintu. Lalu,
saya memutar kenop pintu dua kali, memastikan pintu terkunci. Lalu, lamunan itu terhenti.
Di lima atau
sepuluh tahun yang akan datang, saya ingin melihat anak saya tumbuh dengan baik,
dan paling penting beribadah dengan baik, mengenal agama dengan baik, karena ia
datang juga dari Allah Swt. jadi saya harus membimbingnya di jalan Allah Swt.. Saya
ingin memberikan pendidikan terbaik, kasih sayang terbaik, perhatian paling
baik. Intinya, saya ingin mengusahakan segala yang terbaik dalam diri saya. Waktu
kuliah, saya suka berandai-andai dengan teman. Kami selalu membayangkan suasana
sore hari, ketika kami pulang bekerja, juga anak-anak yang pulang sekolah, bersantai
di beranda menunggu kepulangan ayah. Semoga harapan itu terwujud.
Di lima tahun
atau sepuluh yang akan datang, saya berharap bisa melaksanakan ibadah haji
bersama kedua orang tua dan mertua. Saat ini, uang masih belum cukup. Insyaallah, dengan niat, rezeki bisa
datang dari arah yang tidak diduga.
Di lima tahun atau
sepuluh tahun mendatang, saya membimbing mahasiswa saya untuk menyelesaikan
skripsi. Saya melihat wajah kesalnya ketika saya mencorat-coret bagian yang
menurut saya tak perlu. Seminggu kemudian, saya melihat wajahnya yang sumringah
karena saya mengizinkannya sidang. Di
hari ujian, mahasiswa itu memeluk saya sambil menangis, meminta maaf dan
mengucapkan terima kasih karena memudahkannya menyelesaikan skripsi. Setelah
pertemuan dengan mahasiswa bimbingan, saya bergegas masuk ke kelas. Tak lupa
saya siapkan spidol, juga berbagai buku bahan
bacaan yang akan direkomendasikan untuk mahasiswa.
Saya pernah membaca kutipan tapi lupa di
mana, intinya mengatakan bahwa kemungkinan dan ketidakmungkinan hanyalah konsep
yang ada di kepala manusia. Bagi Allah Swt., segala yang tidak mungkin bisa
menjadi mungkin. Kuncinya, selalu berusaha dan berdoa, tidak lupa dibarengi
dengan sabar dan ikhlas. Tiga harapan yang sudah saya ceritakan muncul paling
cepat di kepala saya. Padahal, di lima atau sepuluh tahun mendatang, saya juga
ingin jadi juragan beras hahaha. Saya juga ingin punya grosir toko kelontongan,
punya toko kerudung di Pasar Baru, intinya saya ingin bisnis, sih, hehe. Saya ingin
punya rumah dua lantai. Lantai pertama isinya ruang tamu, kamar tamu, dapur,
juga kamar tidur. Nah, lantai dua ini yang istimewa, ada perpustakaan di
pojokan. Pokoknya yang instagramable. Rak-rak lucu, ada sofa, karpet berbulu
yang pasti nyaman buat tiduran, bantal-bantal untuk menopang buku, dan bisa
sekalian lihat pemandangan karena perpustakaannya dekat dengan jendela kaca
yang besar.
Namanya manusia,
selalu tidak puas. Setelah A terpenuhi, ingin B. B terpenuhi, ingin C. Begitu
seterusnya. Yang perlu diingat, jadikan semua harapan itu untuk selalu
mengingat Allah Swt.. Insyaallah semuanya
menjadi berkah. Semoga harapanmu, harapanku, harapan kita, bisa terwujud, ya. Berbaik
sangka pada Allah Swt., maka yang terbaik akan datang kepada kita. Bismillah.
*Tantangan Menulis Basabasi Store Day6
Komentar
Posting Komentar